Aku yang sedang duduk diam sambil mendengarkan lagu di
sebuah kereta api tuk melaju sebuah pengalaman baru. Aku duduk disebelah
sesuatu yang tak berwujud , entah kemana hilang yang pastinya aku telah melihat
sesosok laki-laki tua yang berkisar umuran 40 tahun.
Nomor tempat duduk yang kutempati sekrang berbeda dengan
yang ada ditiket. Aku menukarnya aku rasa aku lebih nyaman ditempat ini,
tepatnya disamping jendela. Walaupun aku sadari tak dapat melihat- apapun dari
luar sana karena suasana yang memang kelam.
Suasana yang kelam ini memang lebih nyaman dibandingkan yang
cerah, karena sudah terlihat dari sisi materi dan kondisi. Sekarang sangat
nyaman, buktinya aku masih bisa menulis disini.
Aku harap perjalanan yang terbilang cukup jauh, karena
sekarang telah pukul setengah Sembilan lewat, keretaku sudah melaju dan mungkin
besok pagi baru bisa sampai kota baru kutempati. Dengan pergi kesana, aku
mengorbankan tugas akhirku yang terbilang terbengkalai demi sesuatu yang baru
kudapatkan. Sebenernya tugas akhirku tidak terbengkalai namun hanya menunda tuk
beberapa saat. Menunda bukan berarti aku berhenti tuk melakukannya hanya saja
ada sesuatu kendala yang sampai sekarang belum dapat sidang. Itu karena syarat
dikampusku sangat sulit.
Sebuah pilihan yang sulit, antara kedua ini. Tapi ini
pilihanku, semua orang sangat mendukungku tuk pergi kesana yaitu Bandar
Lampung. Rasanya hati ini seperti diaduk-aduk. Pikiran ku dengan tugas akhir
dan sesuatu yang baru ini. Ada beberapa orang yang agak keberatan dengan
keberangkatanku ini, termasuk mama. Wajar saja mamaku sangat berat. Aku adalah
anak sulung satu-satunya perempuan yang merantau kekota orang sendirian. Sedih
jika melihat mama seperti itu. Tapi ini buat kebaikan aku dan kalian semua. Aku
kelampung buat kerja, iya ini pengalaman baruku.
Setelah kuliahku selama 3 tahun yang hampir akan lulus ini.
Aku berani buat mengorbankannya walau memang sulit. Tapi lebih baik mencoba,
karena kesempatan ini tidak datang dua kali. Pekerjaan memang sulit dicari tapi
pengalaman itu lebih penting.
Apakah aku salah dalam memilih keputusan ini? Ini buat
kebaikan orang tuaku juga. Aku mau bukti kalau aku bisa membuat mereka bangga,
dengan tanpa meminta uang lagi. aku capek buat meminta uang lagi, kasihan
melihat adik-adikku.
Tapi aku sadari, memang disayangkan kalau aku meninggalkan tugas akhir ini, semoga semua ini ada ujungnya. Aamiin
Tapi aku sadari, memang disayangkan kalau aku meninggalkan tugas akhir ini, semoga semua ini ada ujungnya. Aamiin
Hari ini keberangkatan wakku juga ketanah suci, sedih
melihat beliau pergi. Ini sedih bahagia, karena mereka masih diberikan umur
panjang, kesehatan dan rejeki yang baik. Hari ini juga opening dari Islamic
Sociaty Games, yang diadakan dikotaku Palembang. Ada rasa ingin melihat-lihat
acara tersebut ada temanku yang menari-nari disana. Hahaha
Sebelum malaju menuju stasiun Kertapati, memang lumayan
macet tapi karena waktu melajuku masih lama dari jadwal kereta api, jadi dak
terlalu terasa. Meninggalkan sepupuku yang cantik itu sangat sulit, aku sayang
banget sama dia Febri Marlina. Dia cerewet, ceplas-seplos, baik dan care
bangetlah, wlapun memang kadang-kadang mulutnya itu suka menggores hati tapi ya
sudahlah gak pernah ku ambil hati. Rasanya ingin nangis, biasanya sebelum tidur
kami curhat dulu terus nonton film sampe malem-malem. Ahhhh, mulai male mini
dan seterusnya aku bakal tidur sendiri dan mendengarkan keluha-kesahnya via
handphone.
Ah cukuplah hari ini. Semoga perjalananku sampai tujuan
besok pagi Aamiin
Lampung, 23 September
2013